Kamis, 03 November 2011

Singapura basis Yahudi, Mengapa Yahudi Tidak Suka Indonesia dan Malaysia Bersatu

SINGAPURA BASIS ISRAEL ASIA TENGGARA

1. Pu Luo Chung Semenanjung Malaya
Catatan pertama tentang singapura merujuk pada sebuah nota perdagangan dari seorang pedagang cina di abad ke-3 masehi yang menyebutnya sebagai “Pu Luo Chung” yang oleh sebagian sejarawan dianggap menyerupai ejaan Melayu yang menyebutnya Pulau Ujong yang berarti pulau yang terletak di ujung Semenanjung Malaya.
Sedangkan penyebutan singapura pertama kali oleh pangeran Sri Tri Buanan dari kerajaan Sriwijaya yang berarti “kota singa”. Sedangkan pembukaan pulau ini sebagai sebuah pos perdagangan yang pada saat itu di sebut pulau Tumasik adalah oleh Sir Thomas Stanford Raffles yang bertujuan untuk menyaingi hegemoni monopoli perdagangan oleh belanda.
Demikianlah sejarah singapura yang kemudian terus berkembang menjadi kota pelabuhan di bawah koloni Inggris, kemudian di taklukkan Jepang. Kemudian ketika Jepang kalah perang Singapuara berada di bawah kekuasaan Inggris hingga kemudian berdiri sendiri dibawah pemerintahan Perdana mentri Lee Kuan Yew.
Dibawah pemerintahan Lee Kuan Yew inilah Singapura mulai menjalin hubungan dengan Israel karena dianggap banyak persamaan dengan Israel. Kemudian Israel membantu mengembangkan system pertahanan militer dan jaringan intelejen Singapura seperti yang dimiliki oleh Israel. Pemerintahan Lee juga menarik investor untuk menanamkan investasinya dengan syarat yang mudah sehingga perekonomian Singapura berkembang dengan pesat. Pemerintahan Lee kemudian diteruskan oleh Goh Cok Tong yang membawa Singapura mampu menghindari krisis ekonomi yang melanda Asia Tenggara pada tahun 1997.
Sekarang, Singapura telah menjelma menjadi salah satu dari segelintir Negara kaya di dunia. Pendapatan perkapitanya menyamai Negara-negara kaya di Eropa. Pelabuhannya menjadi pelabuhan tersibuk di dunia. Bahkan Negara ini dikenal sebagai salah satu kota terbersih di dunia. Tapi dibawah pemerintahan Lee demokrasi tidak berkembang, pemerintahannya adalah pemerintahan tangan besi. Semua kebaikan Singapura dalam kehidupan ekonomi juga hanya berlaku ke dalam. Sedangkan keluar, terhadap Negara tetangganya ulah Singapura sungguh menyebalkan. Misalnya dengan Indonesia, Singapura merupakan tempat bersembunyi para konglemerat koruptor dari Indonesia, juga singapura melegalkan penyelundupan dari Indonesia.
2. Orang Yahudi di Singapura
Yahudi Sephardim yang berasal dari tanah Persia seperti Irak dan Iran, juga India diyakini masuk ke Singapura bersamaan dengan ekspedisi Raffles yang dibiayai Lord Hasting, penguasa kartel Inggris di koloni India Timur pada tahun 1819. Setelah Raffles mendapat ijin membuka pos perdagangan di pelabuhan di Singapura, sejumlah pedagang Yahudi meninggalkan Irak dan pergi ke Singapura.
Populasi Yahudi ini kemudian berkembang apalagi di tambah berimigrasinya Yahudi Ashkenazim yang berasal dari daratan Eropa (Inggris, Belanda, Jerman, Rusia dan Cina). Mereka membangun tempat peribadatan sendiri atau Synagog bahkan keluarga Yahudi yang sangat kaya di Asia mendirikan sebuah rumah besar yang dipergunakan sebagai Jewish Community Center.
Pada saat Jepang menguasai Singapuara, orang Yahudi mendapat perlakuan yang kurang baik sehingga banyak dari mereka yang melarikan diri ke Australia, Inggris, Amerika Serikat dan Israel. Tapi setelah perang usai banyak mereka yang kembali dan berbaur dengan aktivitas masyarakat Singapura. Mulai pengrajin kecil hingga pengusaha. Komunitas Yahudi ini kemudian berkembang dengan sangat cepat bahkan David Saul Marshall, tokoh yahudi di Singapura ini berhasil menjadi perdana menteri pertama di sana.
Dewasa ini, Singapura dihuni 80 persen etnis cina, 15 persen Melayu, 5 persen India. Populasi orang Yahudi sendiri menurut sumber Yahudi sendiri sekitar 300 orang. Mereka hidup bebas karena masyarakat Singapura sangat terbuka dan tidak menunjukkan sikap anti semit.
Ketika pemerintahan Lee meminta bantuan Israel dalam membangun bidang pertahanan keamanan dan ekonomi, ini disambut dengan hangat oleh Tel Aviv karena beberapa keuntungan.
Pertama, Israel bisa memantau langsung Negara-negara muslim besar di dunia seperti Malaysia dan Indonesia.
Kedua, Israel membangun basic camp militer dan intelejen di selat Malaka yang sejak dulu merupakan jaluar strategis dan teramai didunia.
Ketiga, Singapura memberiakan keuntungan ekonomi bagi Israel dari hasil timbal balik bantuan militernya..
3. Basis Israel di Asia Tenggara
Landasan Singapura meminta bantuan Israel dalam bidan pertahan dan intelejennya, didasari berbagai persamaan diantaranya:
Pertama, dalam hal agama Israel merupakan penganut agama Yahudi yang dikelilingi oleh komunitas bangsa yang beragama islam. Sedangkan Singapura mayoritas Kristen protestan yang dikelilingi Negara dengan penduduk mayoritas muslim.
Kedua, dalam hal etnis Israel adalah bangsa Yahudi di tengah etnis arab. Sedangkan Singapura mayoritas cina yang dikelilingi oleh etnis melayu.
Ketiga, wilayahnya sama-sama kecil dikelilingi oleh Negara yang memiliki wilayah luas.
Kerjasama militer Singapura dan Israel ini terus berlanjut, bahkan pada tahun 2002 Singapura berhasil meluncurkan satelit pengintai yang dibangun dengan dana dari Singapura, tetapi tekhnologinya dari Israel yang dinamai satelit OFEQ-5. Jadi, Singapura diuntungkan dengan bantuan dibidang teknologi dan pertahanan sedangkan Israel sendiri diuntungkan dengan besarnya investasi Singapura ke Israel. Sehingga sekarang Singapura merupakan Negara satu-satunya di kawasan Asia Tenggara yang paling siap untuk mengadopsi apa yang disebut Revolution in Military affairs (RMA), yang mendasarkan system pertahanan pada teknologi digital di bidang informasi, revolusi telekomunikasi, teknologi siluman (Stealth Technologies) dan Precision-guided munitions.
Kerjasama Singapura-Israel ini menjadikan Singapura sebagai gerbang pasar bebes bagi Israel dalam memasuki pasar Asia Tenggara dan pusat bagi inovasi dan pengembangan Israel di berbagai bidang. Jadi, dari ribuan korban keganasan Israel di Palestina, Singapura merupakan salah satu Negara penyokong ekonominya.
4. Moncong Meriam di jidat Indonesia
Di Singapura sulit membedakan antara tentara sipil dan militer. Ini karena mereka menganut wajib Militer bagi warganya yang berusia 18 tahun. Bila seorang pemuda berusia 18 tahun, ia dididik kemudian diharuskan menunaikan tugasnya selama dua tahun bagi Negara. Dengan anggaran militer yang sangat besar, yaitu lima kali lebih besar dari anggaran militer Indonesia, menjadikan Singapura tidak rasional bila dibandingkan dengan besarnya wilayah yang harus di pertahankan. Ini menimbulkan kekhawatiran bagi Indonesia dan Malaysia, bahkan mencap Singapura sesungguhnya memiliki nafsu imperialisme di dalam dirinya.
Singapura di duga juga turut berperan dalam kejatuhan Suharto dan Habibie, serta turut membuat berita kosong tentang pemerkosaan terhadap etnis tertentu yang terjadi pada kerusuhan Mei 2008. Singapura juga merupakan tempat penyelundupan pasir laut, serta aneka komoditas Indonesia baik hasil alam berupa hasil perkebunan maupun hasil lautnya. Singapura juga awalnya tidak punya perjanjian ekstradisi dengan Indonesia, perjanjian ekstradisi selalu di tunda-tunda dengan alasan kedua Negara menganut system hukum yang berbeda. Sebagian besar saham perusahaan telekomunikasi Indonesia juga telah jatuh ke tangan Singapura, sehingga tidak ada lagi ruang privat bernama keamanan nasional Indonesia.
Lengsernya presiden Suharto, menurut sebuah sumber bukanlah karena tekanan mahasiswa akan tetapi di sebabkan oleh tekanan Menteri Luar negeri Amerika yang merupakan salah satu tokoh Yahudi disana.
5. Perjanjian Ekstradisi babak baru sebuah hubungan
Menurut UU no 1 tahun 1979, perjanjian ekstradisi adalah penyerahan oleh suatu Negara kepada Negara yang meminta penyerahan seseorang yang disangka atau dipidana, karena melakukan suatu kejahatan si luar wilayah Negara yang menyerahkan dan di dalam yurisdiksi wilayah Negara yang membawa penyerahan tersebut, karena berwenang untuk mengadili atau memidananya.
Proses perjanjian ektradisi dengan Singapura telah di mulai Indonesia sejak tahun 1970-an, akan tetapi Singapura bersikap ogah-ogahan karena menurut mereka hal itu tidak ada untungnya buat mereka. Baru pada tahun 2005 diadakan pertemuan yang membicarakan kembali perjanjian ektradisi tersebut, banyak kalangan menganggap perjanjian ektradisi ini merupakan babak baru dalam hubungan bilateral antara kedua Negara.
 

Mengapa Yahudi Tidak Suka Indonesia dan Malaysia Bersatu.

Indonesia tidak akan menoleransi tindakan negara lain yang mengancam kedaulatan, termasuk menggeser tapal batas. ”Tidak ada kompromi soal kedaulatan,” kata Juru Bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha, Selasa (11/10/2011).
Hubungan Indonesia kembali memanas. Setelah kian kali, dua Negara serumpun-seakidah ini kembali diributkan persoalan nasionalisme yang sama sekali tidak diajarkan ulama-ulama Melayu tempo dulu.
Kasusnya sederhana, namun luar biasa bagi kaum nasionalis, yakni permasalahan tapal batas Camar Bulan di Sambas yang diduga telah dicaplok Malaysia.
Kita harus membuka mata bahwa konflik antara Malaysia dan Indonesia ini tidak terjadi dengan sendirinya. Ada unsur-unsur pemicu layaknya api yang menimbulkan asap besar. Pertanyaannya siapakah pemantik api itu? Umat Muslim? Bukan, karena kita hanya korban.
Pakar Melayu Prof. Dr. Dato’ Nik Anuar Nik Mahmud dari Institut Alam dan Tamadun Melayu, Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM) mengamini bahwa ada intervensi pihak luar di balik perseteruan kedua Negara serumpun muslim ini.
Dalam memoar buku Thomas Raffles disebutkan, Barat harus memastikan bahwa alam Melayu ini lemah. Untuk melemahkan, Raffles mengusulkan dua buah strategi.
Pertama, imigran-imigran asing masuk ke Melayu supaya kawasan ini tidak menjadi kawasan Melayu, melainkan majemuk (dibawa orang-orang China dan India).
Kedua, pastikan bahwa raja-raja Melayu yakni Semenanjung, Sumatera, Jawa dan sebagainya, tidak mengambil para ulama Arab menjadi penasehat mereka. Jadi, tujuan mereka memang untuk memisahkan Arab dengan Melayu.
Bersatunya antara Malaysia dan Indonesia membentuk Imperium Islam Melayu inilah yang sangat ditakuti oleh Zionisme.
Mereka sadar Melayu adalah potensi kuat dalam membangkitkan Islam dari tenggara Asia, maka itu jalur ini harus dihabisi, apapun caranya.
Dan pengalaman bangsa Indonesia yang kerap mudah diadu domba adalah kunci yang selalu mereka pegang saat zaman devide et impera.
Yang juga kita harus faham adalah Thomas Stamford Raffles sendiri seorang Freemason. Menurut Th Stevens dalam bukunya Tarekat Mason Bebas, Raffles pada tahun 1813 dilantik sebagai mason bebas di bantara “Virtutis et Artis Amici”. “Virtus” merupakan suatu bantara sementara di perkebunan Pondok Gede di Bogor.
Perkebunan itu dimiliki Wakil Suhu Agung Nicolaas Engelhard. Di situ Raffles dinaikkan pangkat menjadi ahli (gezel), dan hanya sebulan kemudian dinaikkan menjadi meester (suhu) di loge “De Vriendschap” di Surabaya.
Raffles pula yang mendirikan Singapura modern yang kini menjadi basis Israel di Asia Tenggara. Agen-agen zionis melalui Singapura adalah penghasut sebenarnya dalam mengeruhkan hubungan sesama muslim Melayu.
Kebanyakan koruptor Indonesia pun bermukim di Singapura setelah merampok uang hasil keringat anak-anak Indonesia dan rakyat jelata.
Singapura adalah sekutu zionis. Mereka tidak mau menandatangani perjanjian extradisi dengan Indonesia semata-mata melindungi koruptor ini karena mereka bawa banyak uang ke Singapura.
Untuk mengalihkan isu ini dari masyarakat Indonesia, mereka akan coba cari isu supaya masyarakat Indonesia lebih fokus pada isu yang mereka cipta.
Maka diwujudkanlah isu sekarang, konfrontasi Malaysia-Indonesia. Melalui media sekular di Negara ini, mereka terus berupaya agar rumpun Melayu bangga akan identitas negara-nya masing-masing.
Adanya inflitrasi Zionis di Malaysia juga bukan barang baru. Tahun lalu mantan wakil perdana menteri Malaysia yang juga tokoh oposisi, Anwar Ibrahim, pernah membeberkan fakta adanya keberadaan intelijen Zionis di markas kepolisian federal Malaysia.
Kala itu bersama dengan Kelompok Muslim, mereka menyatakan memiliki dokumen yang memperlihatkan kemungkinan adanya intelijen Zionis kedalam strategi informasi negara lewat perusahaan kontraktor bernama "Osiassov", yang melaksanakan proyek pengembangan sistem komunikasi dan teknologi di markas besar polisi federal Malaysia.
Anwar Ibrahim menjelaskan bahwa perusahaan "Osiassov" terdaftar di Singapura namun berkantor pusat di negara penjajah Zionis Tel Aviv.
Menurut Anwar, kehadiran dua mantan perwira tentara Zionis di perusahaan yang bersangkutan, adalah sepengetahuan petugas polisi senior Malaysia dan Menteri Dalam Negeri Malaysia sejak jaman Syed Ahmad Albar.
Yakinlah, jika umat muslim Melayu tidak kembali ke ajaran Islam sejati dimana tak ada ruang pada nasionalisme yang memberhalakan bangsa, benih permusuhan itu akan selalu muncul, walau kedua Negara itu makmur dan sama-sama beragama muslim.
Maka itu, bersatulah bangsa Melayu. Bersatulah diatas Panji Islam yang akan membuka jalan tegaknya dienullah ini di tanah perjuangan kita, tanah Melayu Darussalam. (pz)